Mengutip pernyataan Sularso, M. Sn sekretaris BUMDesa Parangjoro sekaligus ketua tim kreatif Parangjoro Fest usai menggelar karnaval tani pada 24 September 2021 di Banjarmlati - Parangjoro,  bahwa mengemas Desa Wisata dapat dengan banyak cara. Salah satunya dengan pendekatan sosial. 

"Penting sekali untuk mengumpulkan potensi sosial dan potensi Sumber Daya Manusia. Kemudian dilakukan pendampingan dalam memaksimalkan potensi yang sudah dimiliki tersebut. Hal ini akan mengarah kepada jejaring yang terbentuk dari satu ruang ke ruang lain yang telah direspon keberadaanya, " demikian imbuhnya. 

Jika sebuah kampung ada pabrik tahu maka angkat saja potensi kulinernya, respon ruangnya untuk dikemas menjadi seni yang bisa dipertunjukkan baik dengan melibatkan seni tari atau semacamnya. Kemudian kembangkan rutinitas pengelolaan limbah untuk menjadi informasi sebagai bahan pemebelajaran atau  penelitian. Tata ulang kondisinya tanpa meninggalkan kealamianya yang tentunya lebih instagramable dan menarik untuk spot fotografi maupun videografi. Hal ini akan meningkatkan potensi ke wisataannya. 

Potensi lain sangat banyak. Bagaimana membaca peluang, tentu dikembalikan lagi kepada pendekatan sosial. Bisa saja sebuah gang disulap menjadi gang kreasi busana karnaval yang pada momen tertentu diperagakan secara kolosal. Sore menjelang gelap, perfoma ini dapat dinikmati orang banyak untuk ajang selfie dan sebagainya. 

Rumah kreasi lainnya dapat pula dikonsep menjadi ruang kreasi tari. Dimana pendamping tari dari fakultas ISI Surakarta dapat dilibatkan dalam program pengabdian masyarakat. Kesempatan tertentu dapat digelar seni pertunjukkan di ruang terbuka sesuai dengan konsep, atau di rumah kreasi yang sudah lebih dulu disiapkan. 

Kesemua hal seperti contoh diatas jika disatukan akan menjadi jejaring. Inilah yang disebut dengan sistem organis. 

Karnaval Parangjoro Fest kali ini, adalah pertama dan awal dari geliat kreatif di Parangjoro. Bergerak perlahan tetapi pasti untuk mengangkat potensi desa dengan jejaring sistem organis. Tim bernama Explore Parangjoro telah berhasil mengemas lomba fotografi dengan tema pertanian dan pabrik tahu Parangjoro, disusul dengan kegiatan karnaval dan puncak acara dengan diadakannya drama musikal menyambut hari tani dilakukan secara DARING. 

Adik Wibowo, selaku Direktur BUMDesa Parangjoro sekaligus penggerak di Explore Parangjoro mengajak segenap tim kreatif untuk merealisasikan sebuah konsep wisata yang dikenal dengan istilah Wisata Live In. Pengunjung secara perorangan atau group dapat memesan melalui akun medsos. Pengunjung akan diajak untuk keliling desa melalui titik awal hingga ke penghujung. Rangkaian destinasi ini tentunya diperlukan Tour Guide khusus sehingga terdapat pelayanan yang maksimal.

Explore Parangjoro dapat bermitra dengan BUMDesa maupun Pemerintah Desa dan Instansi terkait guna mendukung program Wisata Live In dapat terealisasi maksimal", dalam pernyataanya saat pertemuan bersama Anggota BUMDesa, Adik Wibowo menambahkan.